Tahun ini aku memberanikan diri untuk ikut seleksi Muli Mekhanai Mesuji. Di kesempatan ini aku tidak hanya menunjukkan kemampuan diri, tapi juga memperkenalkan budaya dan identitas daerah Mesuji. Ini adalah ajang pertama yang aku ikuti, jadi semuanya benar-benar baru dan bikin deg-degan! Tapi juga seru banget!
Setelah lolos seleksi administrasi. Tanggal 21 Mei kemarin dilakukan tes selanjutnya yaitu tes tertulis, wawancara dan unjuk bakat.
Diawali dengan tes tertulis. Kami dikumpulkan, duduk berjarak rapi dengan lembar soal di hadapan. Beberapa soal terasa mudah, tapi ada juga yang membuatku berpikir cukup lama. Aku mencoba tetap tenang dan menjawab sebisaku. Setelah selesai, aku merasa lega, walaupun tetap memikirkan apakah jawabanku cukup baik.
Tahap wawancara adalah yang paling menegangkan untukku. Aku harus berbicara langsung di depan para juri. Di ruangan, aku disambut dengan senyuman ramah para juri, tapi tetap saja aku merasa gugup. Saat selesai tes wawancara aku merasa lega sudah menjawab dengan percaya diri apa yang ditanyakan para juri.
Saat tampil pada tes unjuk bakat aku benar-benar fokus, tidak memikirkan siapa yang menonton, hanya ingin menampilkan yang terbaik. Dan ketika selesai, aku sangat lega campur bangga dan sedikit haru. Aku sudah berani tampil, dan itu sudah lebih dari cukup untukku.
Saat hasil seleksi diumumkan. Namaku tidak ada dalam daftar yang lolos. Awalnya tentu ada rasa kecewa. Tapi anehnya, aku tidak merasa kalah. Karena dari awal, tujuanku bukan sekadar lolos, tapi belajar. Dan aku sudah mendapatkan lebih dari itu. Aku belajar untuk tampil di depan umum, untuk bicara dari hati, dan menerima kekurangan
Pemilihan Muli Mekhanai Mesuji bukan sekadar ajang pemilihan biasa, dari setiap tahap, aku belajar bahwa keberanian bukan berarti tidak takut, tapi tetap melangkah meski takut. Mungkin ini adalah awal dari perjalanan yang lebih besar, dan aku bersyukur sudah memulainya dari sini.
Penulis: Deswita Tri Wahyuni
https://www.instagram.com/etatriyyu/
